Beradu cinta

Duhai...

kekasih nan rupawan
hati lembut pemangku rasaku.
Sepenuh hati ku tawarkan setangkai mawar,

bunga yang kau suka.
Kelopaknya selalu terwarnai sempurna,
bagai parasmu halus membungkus rindu untuk merengupnya.
Mawar merah yang merekah indah taburkan mewangi cinta.
Tumbuh hiasi pelataran beranda hati,

indah menyimpan hikmah.
Ku pupuk dengan sejuta rasa,
sanjung ku.
Semua ku sajikan atas kudrat ku
sebagai pemuja mu.
Seluruh rasa sayang ku tersaji untuk mu,
Jagalah...
Jangan biarkan layu ditikam beku dan jemu.
Cahaya mu elok menggoda raga,
hati ini tak mampu menahan rasa cinta.
Ingin hasrat hatiku memetik indah mu,
pada titik waktu yang telah lama ku tunggu 

untuk berbahagia bersama mu.
Dimana ruang gelap ini,

perlahan mulai terang dengan adanya diri mu 

sebagai pengisi kekosongan sukma.
Dua hati berpadu ungkapkan semua rindu yang membara,
untuk menyatukan kasih yang telah lama bersemi.

Duhai...
Pujaan jantung hatiku..
Kaulah satu-satunya jiwa yang ku tuju.
Inilah ungkapan detak jantungku
yang merindu pesona mu.
Rasa itu sangat larut hingga tak ku 

tersedar membuat ku mati rasa.
Didinding kalbu...
Ku ukir kata dengan guratan indah
bersemaikan lekuknya mengundang keindahan.
Dari kata demi kata...
Inilah cara ku ungkapkan semua
hasrat dijiwa yang sedang gundah.
Kepiluan yang begini getir terasa makin sempurna.
Inilah kata tersusun sebagai perantara
asmara yang ku pendam.
Diantara benih cinta yang merana
lelap bertahan dihujung ruang gelap jiwa
yang hampa.
Rindukan hangat yang tak jua berkunjung bahagia.

Duhai...
Kekasih yang disana...
Kini hati hanya tersisa,
satu ungkapan cinta yang menjelma.
Nama mu terpaut,
tepat dalam detak nadiku.
Denyutnya satu-satu makin tertata
rapikan semua impian yang ada.
Rasa bimbang dan ragu,hilanglah sudah.
Hanya diri mu...
Yang menjadi pemangku sukma ku
untuk menyanggah segala rasa gundah
yang enggan sirna.
Gemuruh yang makin menggelorakan ruang batinku 

yang rindukan sentuh mu.
Datanglah usir semua kebekuan...
Singkirkan semua cerita kusam yang meraja.
Beginilah asmara yang ku derita,
hanya hadir mu yang mampu
untuk merubah segala kepiluan sukma
menjadi hangat sesak oleh senyum bahagia.