Menghurai jerit yang terbelit rumitnya risau

Tak perlu berlari 
mencari luangan waktu 
yang tercicir diantara timbunan jerami 
yang telah menguning.
Sebab duka telah menjadi gunung berkaki rimba,
terimalah segala bentuk pecahan warna 
yang bersemayam dalam.
Terangi ruang jiwa-jiwa bersenandung lagu bijak,
tanpa menutup mata dengan luka dan duka.

Hela nafas meski desir angin 
sesakkan peraduan langit 
yang beribu rasa jenuh akan munafiknya cinta.
Merenda detik di kumpulan waktu 
yang tersisa,
untuk jadikan sebuah makna  dipinggiran zaman.
Diantara pandang mata yang lalu,
berevolusi menuju dunia senyum 
yang ramah,penuh untaian salam berbagi sapa.

Bagai deretan kerikil-kerikil
dalam timbunan gemercik arus air mengalir 
yang membawa rasa hangat akan erti sejuk damai kehidupan.
Tanpa kontaminasi pencemaran aura hati 
yang bertopeng monyet dizaman raja-raja durjana.

Jangan pernah lagi ada angkara
janganlah singgahkan bentuk amarah dijiwa.
Bila rasa masih tersisa untuk menggugah indahnya 
dunia fana...
Maka ada ceritanya
yang mungkin tersembunyi dicela-cela khabar bahagia.
Dan bila cinta ada selalu
untuk di genggam dan dibentuk dalam unggahan rona...

Maka akan terkuak seulas warna terpancar bagai ribuan pelangi 
yang biaskan ke segala arah...
Tentang manisnya senyum untuk mengikat erat segala bentuk rasa 
yang pernah tertinggal untuk bisa terbitkan butir-butir kesejukan pagi 
yang terpapar di hamparan damai.







0 komentar:

Posting Komentar

 
Animated Chocolate Heart Shiny Love

Translate